BANJARMASIN – Selama tahun 2023 (Januari-Desember) telah terjadi 117 kali bencana alam di Provinsi Kalimantan Selatan, seperti banjir, tanah longsor, dan angin ribut atau dikenal angin puting beliung.
“Dari 117 kali bencana alam tersebut, sebagian besar 62 kali kekeringan akibat dampak El Nino tahun 2023 lalu,” kata Kabid Penanganan Bencana Pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Selasa (2/1).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, akibat bencana alam tersebut menimbulkan kerugian yang di taksir sebesar Rp 8,606 miliar.
Kerugian yang di alami warga Kalsel akibat bencana alam tersebut terbesar di alami Kabupaten Batola mencapai Rp 3,640 miliar, di susul Kabupaten Banjar Rp 3,190 miliar dan Kota Banjarmasin Rp 975 juta.
Kemudian, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 645 juta, Hulu Sungai Utara (HSU) sekitar Rp 80 juta, Hulu Sungai Selatan (HSS) sebesar Rp 55 juta, dan Kota Banjarbaru Rp 20 juta.
Ia menmabahkan, bencana alam banjir terjadi sebanyak 25 kali, tanah longsor delapan kali, dan angin puting beliung 22 kali.
Bencana alam banjir sebanyak 25 kali tersebut terjadi di Kota Banjarbaru dan Kabupaten HST dan Tabalong masing-masing empat kali.
Kemudian, Kabupaten Banjar dan Balangan masing-masing tiga kali, Tapin dan Tanah Laut (Tala) masing-masing dua kali, HSS, HSU dan Barito Kuala (Batola) masing-masing satu kali.
Sementara, delapan kali kejadian bencana alam tanah longsor di Kalsel terjadi di Kabupaten Banjar dan HSU masing-masing tiga kali, serta HSS dan Tabalong masing-masing satu kali.
Sedangkan bencana alam angin puting beliung terbanyak di Kabupaten Batola enam kali, Banjar empat kali, Kota Banjarmasin tiga kali. Kemudian, Kota Banjarbaru, Kabupaten HSS dan HST masing-masing dua kali, serta HSU, Tabalong dan Tala masing-masing satu kali.
Akibat bencana alam selama 2023 itu menyebabkan 73.636 kepala keluarga (KK) atau 246.379 jiwa terdampak dan enam orang meninggal dunia, yakni tiga di Banjarmasin dan tiga
di Kabupaten Tabalong, serta empat luka-luka. ani