TANJUNG – Pelaksanaan Haul Abah Guru Sekumpul seringkali menjadi momentum bagi umat Muslim berbuat kebaikan, guna memperoleh keberkahan dari ulama ternama Kalsel tersebut. Salah satunya adalah warga Desa Solan, yang menyiapkan buah-buahan endemik khas Kalimantan untuk menjamu para jamaah Haul.
Pulau Kalimantan dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia. Berdasarkan laporan Badan Statistik Indonesia tahun 2021, luas hutan Kalimantan mencapai 28,53 juta hektar atau 52,42 persen dari total luas daratan pulau Kalimantan. Dengan cakupan hutan yang sangat luas ini, pulau Kalimantan menghasilkan beragam buah-buahan endemik khas Kalimantan.
Salah satu daerah penghasil buah-buahan endemik khas Kalimantan adalah Desa Solan, Kecamatan Jaro, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, yang berbatasan dengan Kalimantan Timur.
Buah-buahan endemik ini disajikan pengurus Masjid Darul Istiqamah Desa Solan untuk menjamu para jamaah Haul ke-19 Abah Guru Sekumpul pada Rabu, 10 Januari 2024, di Rest Area RT 4 Desa Solan, tepatnya di halaman Masjid Darul Istiqamah.
Buah-buahan endemik yang disajikan mulai dari asam ramania, asam putaran, tiwadak atau cimpedak, rambutan, manggis, dan beragam varietas durian lokal seperti mahrawin, papakin, dan layung atau lahung.
Ketua Pengurus Masjid Darul Istiqamah, Zainudin, menuturkan, buah-buahan ini hasil sumbangan dari warga setempat untuk menjamu jamaah Haul yang beristirahat di Rest Area Solan. Sejak dua bulan sebelum pelaksanaan Haul Sekumpul, para warga berniat apabila nantinya pohon mereka berbuah, akan disumbangkan.
Selain buah-buahan, Rest Area Solan juga menyediakan makan dan minum gratis, tempat parkir yang luas, serta berbagai fasilitas masjid.
Rest Area Solan buka 24 jam setiap hari selama 7 sampai dengan 10 hari ke depan. Pasalnya, rest area ini tidak hanya disiapkan untuk keberangkatan jamaah, tetapi juga kepulangan jamaah usai menghadiri Haul Abah Guru Sekumpul ke-19 pada 14 Januari 2024 mendatang, di Mushalla Ar Raudah, Martapura, Kalimantan Selatan.
“Setiap hari mungkin seharinya bisa 3-4 kawah bemasaknya, full 24 jam. Mungkin kami pelaksanaannya melihat bantuan dari pada masyarakat, dana itu kadang-kadang sampai 100 juta pak ai. Jadi bisa 1 minggu – 10 hari pelaksanaannya melihat bantuan daripada orang datang dan masyarakat.” ujar Zainudin, Ketua Pengurus Masjid Darul Istiqamah.
Jamaah Haul Sekumpul asal Samarinda, Gusti Armansyah, mengapresiasi fasilitas yang disediakan di Rest Area Solan. Ia menilai semua kebutuhan terpenuhi di rest area ini, mulai dari makan dan minum gratis, hingga tempat istirahat dan ibadah yang nyaman.
“Di Solan ini kami diberi makan gratis, makannya waaah lumayan bagus Alhamdulillah, kami berterimakasih pelayanannya lebih bagus disini. Mudah-mudahan kami berterimakasih banyak, minta ridha, minta ikhlas, mudah-mudahan berkas ini semuanya. Mudah-mudahan kami kesini pulang dipanjangkan umur, dan tidak ada halangan.” ujar Gusti Armansyah, Jamaah asal Samarinda.
Gusti Armansyah berangkat bersama 5 anggota keluarganya sejak ba’da subuh dari Karang Paci, Samarinda. Mereka tiba di Rest Area Solan pada waktu Ashar, sehingga dapat melaksanakan sholat Ashar, sekaligus istirahat dan makan minum. rls