BANJARMASIN – Kota Banjarmasin menjadi tuan rumah dalam pelaksanaan Edukasi Kemetrologian yang dilaksanakan bersama Balai Standarisasi Metrologi Legal (BSML) Regional III Kalimantan di salah satu hotel berbintang di Banjarmasin, Kamis (12/10).
Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina melalui Kepala Disperdagin Banjarmasin Ichrom Muftezar dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sangat mendukung program pemerintah terkait metrologi untuk seluruh UTTP di Banjarmasin, sebagai komitmen menjaga kepercayaan masyarakat dalam menjaga ketertelusuran alat ukur semua timbangan.
Ia menyebutkan, kegiatan ini sebagai upaya meningkatkan pemahaman kemetrologian kepada pelaku usaha pengguna UTTP dan Produsen Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT), dalam rangka menunjang perekonomian daerah.
Hal itu sesuai dengan regulasi dan standar kemetrologian yang mendukung keadilan bagi seluruh masyarakat, yakni Peraturan seperti Undang Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Kegiatan Metrologi Indonesia, serta Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 67 Tahun 2018 tentang Alat Ukur Takar Timbang dan Perlengkapannya yang telah menjadi landasan dalam mengatur kemetrologian.
“Dalam konteks regional, Peraturan Daerah Kota Banjarmasin Nomor 2 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Metrologi Ilegal, maka penting agar alat ukur takar timbang dikendalikan untuk menghindari kecurangan yang berdampak pada kepercayaan konsumen serta kurangnya keseragaman dalam ukuran barang,” ujarnya.
Maka dari itu, lanjut dia, untuk mengontrol dan memberikan pemahaman edukasi tentang kemetrologian kepada masyarakat luas, pihaknya telah membuat inovasi di antaranya Lantera Patok dengan sistem jemput bola, yakni mendatangi langsung toko hingga perusahaan yang menggunakan alat ukur, timbang, dan peralatan lainnya agar sesuai dengan standar nasional dan Internasional.
“Supaya ukuran antara di Banjarmasin, di Jakarta, dan Prancis sama, maka perlu dilakukan tera ulang metrologi,” katanya.
Sejauh ini, saat pemeriksaan langsung di lapangan masih ada alat ukur, timbang, dan lainnya dari pemiliknya yang tidak akurat.
” Ketidakakuratnya itu kebanyakan disebabkan alat ukur atau timbang dan lainnya ini yang memang sudah lama digunakan atau usang, sehingga perlu diperbaiki,” jelasnya.
Di samping itu, pihaknya juga terus menyosialisasikan tentang kemetrologian kepada masyarakat luas, agar warga melek dan paham terhadap pengetahuan tersebut. via