BANJARMASIN – Permasalahan musiman bagi aliran sungai di Kota Banjarmasin muncul lagi. Serbuan tanaman gulma eceng gondok atau ilung memenuhi Sungai Martapura beberapa hari belakang.
Kondisi itu sangat menghambat aktivitas arus lalu lintas sungai, karena eceng gondok merata menutupi akses transportasi sungai bagi kelotok dan perahu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin, Suri Sudarmadiyah mengatakan pihaknya telah melakukan rapat lintas instansi dalam mengatasi eceng gondok.
Menurutnya, pembersihan enceng gondok itu dilakukan bersama-sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III dan ada pembagian titik.
“Kami telah kolaborasi bersama BWS Kalimantan III dalam membersihkan eceng gondok,” ujarnya, Kamis (2/11).
Suri menjelaskan, beberapa titik krusialnya ada di kawasan Pusat Daur Ulang (PDU) Banua Anyar milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin untuk perangkap penangkap sampah yang dipasang.
“Jika tidak mencukupi ditampung di PDU, eceng gondok itu nanti dibawa ke TPA Basirih, sehingga dimanfaatkan sebagai gas metan,” tuturnya.
Dinas PUPR juga memasang beberapa perangkap penangkap sampah di titik lain. Contohnya di Sungai Gampa, ada dua yang bakal dipasang.
“Dua perangkap ini milik provinsi, punya kita di dekat PDU Banua Anyar,” katanya.
Tidak hanya itu, dalam mengatasi eceng-eceng gondok tersebut pihaknya juga akan menerjunkan kapal sapu-sapu dibantu tim atau pasukan turbo.
Berbagai upaya yang dilakukan ini sebagai antisipasi terjadinya pampangan pada musim penghujan di akhir-akhir tahun nanti.
“Jadi kita sudah action untuk menanggulangi pampangan ke wilayah kita yang paling terdampak, karena memang posisi sungai kita di hilir,” tutupnya. via