BANJARBARU – Pusat Krisis (Puskris) Kesehatan memberikan pelatihan kepada 12 orang tim Emergency Medical Team (EMT) dalam penanggulangan bencana untuk Kalimantan Selatan.
Pada pelatihan itu, salah satu materi yang penting untuk di kuasai oleh EMT adalah penyediaan fasilitas kesehatan, serta pendirian tenda yang akan digunakan sebagai rumah sakit lapangan.
Pelatihan bongkar pasang tenda tersebut di saksikan Kepala Dinas Kesehatan Kalsel dr Diauddin MKes, di pusat pelanggulangan krisis bencana Departemen Kesehatan RI Regional Banjarmasin di Banjarbaru, Kamis (2/11)
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes dr Sumarjaya mengatakan, Kalimantan Selatan merupakan wilayah yang memiliki potensi bencana alam seperti banjir atau kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang perlu penanganan khusus dalam bidang kesehatan.
Menurutnya, krisis kesehatan menjadi salah satu dampak yang timbul akibat terjadinya bencana alam, sehingga perlu penanganan cepat dan tanggap. Karenanya, pelayanan kesehatan yang diberikan EMT dan unit kesehatan lainnya dalam bentuk rumah sakit lapangan sangat penting disiapkan.
“RS lapangan ini adalah media pelayanan kesehatan yang di set up ketika fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lokasi kejadian tidak mampu menunjang pelayanan kesehatan saat krisis terjadi. Mereka memerlukan fasilitas seperti tenda dan perlengkapan lainnya,” jelasnya.
Ia menyebutkan, UNICEF memberi Kalsel satu set tenda yang terdiri atas 19 tenda sebagai tenda rumah sakit lapangan yang digunakan untuk berbagai keperluan.
“Diharapkan dengan pelatihan khusus dari Puskris Kesehatan Regional dapat sigap dan cepat dalam penanganan yang baik di lapangan,” harapnya.
Sementara, Kadiskes Kalsel dr Diauddin mengucapkan terima kasih kepada UNICEF atas bantuan tenda RS lapangan untuk menunjang fasilitas tim medis dalam pemberian bantuan kesehatan tanggap bencana di Kalsel.
“Tenda ini akan sangat bermanfaat dalam memberikan pelayanan kesehatan ketika bencana terjadi di Regional Kalimantan,” katanya.
Ia mengatakan, bencana di Kalsel yang sering terjadi yakni banjir yang merata. Dalam kondisi tersebut, tidak hanya masalah kesehatan dan tempat tinggal pengungsi yang menjadi masalah, namun hal-hal sepele kadang harus menjadi perhatian bagi tim medis di lapangan.
“Dan itu kadang di temui pada ibu atau anak yang menjadi korban bencana alam, seperti ibu hamil, baru melahirkan, atau anak balita yang kerap perlu mendapatkan perhatian intensif,” jelasnya. via