BANJARMASIN – Delapan kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) yang rawan terjadinya bencana alam dijadikan kawasan siaga bencana (KWSB) berbasis komunitas.
“Kami baru saja melatih sebanyak 150 tokoh masyarakat dan pemuda sebagai relawan penanggulangan bencana di kawasan siaga bencana di Tanbu,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi, SSos, Senin (20/11).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, delapan kecamatan yang telah dijadikan KWSB tersebut meliputi Kecamatan Teluk Kepayang, Kusan Hulu, Kusan Tengah, Kusan Hilir, Mantewe, Karang Bintang, Batulicin, dan Satui.
Ia menyebutkan, para tokoh masyarakat yang di rekrut sebagai relawan penanggulangan bencana berbasis masyarakat itu terlihat sangat antusias mengikuti pelatihan dan simulasi penanganan bencana.
Madi menjelaskan, melalui KWSB ini nantinya bisa dilakukan pencegahan dan pengurangan bencana berbasis komunitas di daerah rawan bencana seperti di Kabupaten Tanbu.
Pelatihan terkait penanganan bencana ini merupakan salah satu rangkaian dari pembentukan KWSB.
“Kita berharap setelah mengikuti pelatihan, para relawan di Kabupaten Tanbu memiliki pengetahuan dan keterampilan yang memadai dalam menangani bencana,” katanya.
Setelah pelatihan tersebut, 150 relawan bersama tim dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Provinsi Kalimantan Selatan melakukan simulasi penanganan bencana.
Madi mengungkapkan, sebelum pembentukan KWSB di Tanbu, pihaknya juga telah membentuk kawasan siaga bencana di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
“Di Kabupaten HSS ini ada 11 kecamatan yang telah dijadikan sebagai KWSB, yakni Kecamatan Loksado, Padang Batung, Kandangan, Simpur, Kelumpang, Sungai Raya, Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, Angkinang dan Telaga Langsat,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu, ia juga mengungkapkan kalau pihaknya segera akan mendirikan lumbung sosial di lokasi kawasan siaga bencana tersebut untuk mendukung logistik penanganan tanggap darurat terhadap bencana. ani