MARTAPURA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan melalui dinas sosial setempat di tahun 2024 akan menambah tiga kawasan siaga bencana (KWSB) yang merupakan pengembangan kampung siaga bencana (KSB).
“Kita akan menambah tiga KWSB melalui APBD murni tahun 2024, dalam upaya mengurangi risiko bencana berbasis komunitas,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan H Achmadi SSos, Senin (27/11).
Hal itu disampaikannya di sela mengikuti apel kesiapsiagaan personel, peralatan, dan perlengkapan penanganan banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2023.
Menurut Madi –sapaan akrabnya, tiga daerah yang akan di bentuk KWSB tahun 2024 tersebut, yakni Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Banjar dan Tabalong. Ketiga daerah ini memiliki potensi bencana alam banjir.
Sebelumnya, pihaknya juga telah membentuk dua KWSB di Kalsel melalui APBD perubahan, yakni di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) meliputi 11 kecamatan, dan di Tanah Bumbu (Tanbu) meliputi delapan kecamatan.
“Jika tiga KWSB ini terwujud, maka Kalsel memiliki lima KWSB yang berada di kawasan rawan bencana alam terutama banjir, sehingga diharapkan akan mengurangi risiko bencana alam di kawasan tersebut,” katanya.
Madi menjelaskan, sebelum pembentukan KWSB tersebut, pihaknya akan memberikan pelatihan kepada warga sebagai relawan, meliputi unsur oragnisasi perangkat daerah, tokoh pemuda, masyarakat, dan tokoh agama.
Selain itu, tenaga kesejahteraan sosial kecamatan (TKSK), pekerja sosial masyarakat (PSM), taruna siaga bencana (Tagana), penyandang disabilitas yang memiliki kemampuan dalam penanganan bencana, dan Satgas Pramuka Peduli.
Ia menyebutkan, tujuan pembentukan KWSB ini untuk memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang bahaya dan risiko bencana, dan membentuk jejaring masyarakat siaga bencana berbasis masyarakat di daerah rawan bencana.
Kemudian, meningkatkan potensi masyarakat dalam penanganan bencana, memperkuat keterampilan masyarakat dalam penanganan bencana, serta mengoptimalkan sumber daya alam dan manusia dalam penanganan bencana di daerah rawan bencana. ani