BANJARMASIN – Hingga November 2023, telah terjadi 668 kali kejadian bencana di Provinsi Kalimantan Selatan yang terdiri atas 552 kali bencana sosial yang di dominasi kebakaran, dan 116 kali bencana alam, seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor.
Kabid Perlindungan dan Jaminan Sosial pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Rabu (6/12), menyebutkan, akibat dari bencana tersebut menimbulkan kerugian yang di taksir mencapai Rp 101,545 miliar.
“Dari kerugian akibat bencana di Kalsel hingga akhir November 2023 sebesar Rp 101,545 miliar itu sebagian besar disebabkan bencana sosial, yakni kebakaran pemukiman penduduk dan karam perahu, yakni sekitar Rp 92,939 miliar, dan bencana alam Rp 8,606 miliar,” jelasnya.
Madi –sapaan akrabnya– menyebutkan, dari kebakaran pemukiman penduduk dan karam perahu hingga akhir November tersebut, terbesar di alami Kota Banjarmasin mencapai Rp 35,155 miliar.
Selain itu, Kabupaten Tabalong Rp 12,350 miliar, Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 9,900 miliar, Banjar sekitar Rp 7,310 miliar, dan Hulu Sungai Utara (HSU) di taksir Rp 5,050 miliar.
Ketika di tanya frekuensi bencana sosial di Kalsel, ia mengatakan hingga November telah terjadi 547 kali kebakaran, termasuk kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terbanyak di Kota Banjarbaru 142 kali, di susul Banjarmasin 115 kali.
Kemudian, Kabupaten Banjar 93 kali, Tanah Laut (Tala) sebanyak 39 kali, Barito Kuala (Batola), 32 kali, HST 31 kali, Hulu Sungai Selatan (HSS) 24 kali, dan Tabalong 20 kali.
Selanjutnya, Kabupaten Tapin 19 kali, Balangan dan HSU masing-masing 12 kali, Kotabaru tujuh kali, dan Tanah Bumbu (Tanbu) satu kali.
Akibat bencana kebakaran pemukiman penduduk dan karhutla di Kalsel tersebut menyebabkan sebanyak 656 kepala keluarga (KK) atau 2.064 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan 14 orang meninggal dunia serta 12 orang luka-luka.
Ia menambahkan, ke-14 orang meninggal dunia tersebut yakni enam di Kota Banjarmasin, masing-masing tiga orang di Banjarbaru dan Kabupaten Batola, masing-masing satu orang di Kabupaten Banjar dan Balangan.
Hal itu juga menyebabkan 468 buah rumah penduduk mengalami rusak total, 139 buah rumah rusak berat, dan 112 buah rumah rusak ringan.
Sedangkan kejadian bencana alam hingga November 2023 tercatat sebanyak 116 kali meliputi 62 kali kekeringan, 24 kali banjir, delapan kali tanah longsor, dan 22 kali angin ribut atau lebih dikenal angin puting beliung.
Akibat bencana alam tersebut menyebabkan 73.050 KK atau 245.091 jiwa terdampak, dan enam orang meninggal dunia yakni masing-masing tiga di Banjarmasin dan Tabalong serta empat luka-luka.
Kemudian, bencana alam tersebut juga mengakibatkan 94 buah rumah penduduk mengalami kerusakan berat, 185 buah rumah rusak sedang, dan 207 buah rumah rusak ringan.
Sementara, dari Rp 8,606 miliar kerugian yang di alami akibat bencana alam, terbesar di alami Kabupaten Batola mencapai Rp 3,640 miliar, di susul Banjar Rp 3,190 miliar, dan Kota Banjarmasin Rp 975 juta. ani