Jika kamu seorang sweet-tooth atau pecinta makanan manis, sebaiknya mulailah berpikir untuk menguranginya. Memangnya apa pengaruh terlalu banyak makan gula untuk tubuh?
American Heart Association merekomendasikan asupan gula harian adalah 25 gram per hari untuk perempuan dan 36 gram per hari untuk pria atau sekitar 10 persen dari kalori harian.
Mengonsumsi terlalu banyak gula dapat menimbulkan berbagai efek samping. Sebab, pada dasarnya gula bukanlah makanan yang mengenyangkan, sehingga Anda bisa dengan mudah mengonsumsinya, bahkan dalam jumlah banyak sekaligus.
“Hal ini dapat menyebabkan penambahan berat badan, penumpukan lemak visceral, dan peningkatan risiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia,” kata pakar kesehatan Wan Na Chun mengutip Eat This Not That.
Berikut ini sejumlah hal yang bisa terjadi pada tubuh jika terlalu banyak gula:
1. Lonjakan gula darah
Karbohidrat, termasuk gula, dengan cepat dicerna dan dilepaskan ke aliran darah. Gula adalah salah satu molekul karbohidrat terkecil, sehingga tidak butuh waktu lama sebelum memasuki aliran darah dan dapat menyebabkan lonjakan gula darah.
Peningkatan konsumsi gula dalam makanan dapat menyebabkan peningkatan gula darah seiring berjalannya waktu yang dapat membuat seseorang berisiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan risiko stroke.
2. Tekanan darah tinggi
Konsumsi gula dalam makanan yang berlebihan juga dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah. Hal ini bisa jadi karena kualitas pola makan, jika Anda banyak mengonsumsi gula maka Anda mungkin tidak banyak mengonsumsi makanan sehat lainnya.
Bisa juga dari efek langsung kenaikan gula darah yang mempengaruhi tekanan darah. Ketika gula darah naik, tekanan darah pun meningkat.
3. Masalah kesehatan mental
“Terlalu banyak asupan gula dikaitkan dengan efek negatif pada suasana hati dan kesehatan mental, kata ahli nutrisi Katie Drakeford.
Selain gejala fisik yang mungkin dialami seseorang seperti fluktuasi gula darah dan peningkatan kadar kortisol yang menyebabkan “kerusakan” energi, konsumsi gula berlebih juga ada kaitannya dengan perasaan mudah tersinggung, lelah, sedih, hingga gejala depresi.
Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menyatakan bahwa minuman yang dimaniskan dengan gula, seperti soda khususnya, mungkin dikaitkan dengan tantangan kesehatan mental.
4. Kenaikan berat badan
Asupan gula yang berlebihan, terutama yang berasal dari minuman berpemanis, telah dikaitkan dengan berat badan yang lebih tinggi dan kemungkinan obesitas yang lebih besar.
Minuman manis seperti soda merupakan jenis minuman dengan “kalori kosong” dan mudah dikonsumsi secara berlebihan tanpa membuat kita kenyang.
5. Risiko sakit jantung
Gula dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dengan menciptakan abrasi mikro di dalam arteri. Goresan kecil ini lama kelamaan dapat “menangkap” partikel seperti kolesterol yang dapat tersangkut dan menumpuk.
Proses penumpukan plak ini, juga dikenal sebagai aterosklerosis, merupakan faktor risiko utama penyakit jantung, kolesterol tinggi, dan tekanan darah tinggi.
6. Lemak di hati
Gula dalam jumlah yang banyak akan dicerna dan disimpan sebagai lemak tubuh. Kelebihan lemak tubuh dikaitkan dengan peningkatan timbunan lemak di hati yang juga dikenal sebagai fatty liver non-alkohol (NAFLD).
Selain dikaitkan dengan banyak masalah kesehatan, NAFLD dapat menempatkan Anda pada risiko lebih besar terkena diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.
7. Perubahan hormon
Sejumlah kondisi kesehatan terkait hormon seperti Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS) dapat dipengaruhi oleh pola makan dan pilihan gaya hidup. Secara khusus, nampaknya ada hubungan yang kuat antara resistensi insulin dan manajemen gejala PCOS.
Ahli diet PCOS, Bess Berger berbagai pengalaman saat menangani wanita yang menderita masalah gula darah, dan bagaimana kelebihan gula memengaruhi hormon mereka.
“Mengurangi asupan gula dapat sangat meningkatkan keseimbangan hormon dalam tubuh kita,” jelasnya.
8. Meningkatkan risiko kanker
Sebuah studi pada 2020 di National Library of Medicine menunjukkan bahwa tambahan gula dalam makanan penutup, produk susu, dan minuman dapat berkontribusi terhadap risiko kanker, terutama kanker payudara.web