BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana sosial meliputi kebakaran pemukiman dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) serta kecelakaan perahu di Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2023 (Januari-Desember), di taksir mencapai Rp 96,639 miliar.
“Kalau dibandingkan tahun 2022 kerugian akibat bencana sosial di Kalsel sebesar Rp 42,8 miliar, artinya tahun 2023 ini meningkat signifikan,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Rabu (3/1).
Menurut Madi –sapaan akrabnya, salah satu pemicu peningkatan kejadian bencana sosial terutama kebakaran pemukiman penduduk, di karenakan dampak kemarau panjang yang menyebabkan kekeringan akibat El Nino.
Dari total kerugian akibat bencana sosial itu terbanyak terjadi di Kota Banjarmasin mencapai Rp 36,905 miliar, di susul Kabupaten Tabalong Rp 12,350 miliar.
Selain itu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) di taksir Rp 9,9 miliar, Kabupaten Banjar Rp 7,5 miliar, Hulu Sungai Utara (HSU) sekitar Rp 5,330 miliar, Balangan mencapai Rp 5,050 miliar, dan Kota Banjarbaru sekitar Rp 3,967 miliar.
Kemudian, Kabupaten Barito Kuala (Batola) sekitar Rp 3,515 miliar, Tapin Rp 3,450 miliar, Hulu Sungai Selatan (HSS) Rp 3,2 miliar, Kotabaru Rp 2,562 miliar, Tanah Bumbu (Tanbu) Rp 1,5 miliar, dan Kabupaten Tanah Laut (Tala) Rp 1,4 miliar.
Ketika di tanya frekuensi bencana sosial di Kalsel, Madi menyebutkan selama tahun 2023 telah terjadi 566 kali bencana sosial yang terdiri atas 661 kebakaran pemukiman dan karhutla, serta lima kali kecelakaan perahu.
Ia mengatakan, dari 661 kali kebakaran pemukiman dan karhutla tersebut, terbanyak di Kota Banjarbaru 143 kali, di susul Banjarmasin 124 kali dan Kabupaten Banjar 94 kali.
Selanjutnya, Kabupaten Tala 39 kali, Batola, 32 kali, HST 31 kali, HSS tercatat 24 kali, Tapin 21 kali, Tabalong 20 kali, HSU dan Kabupaten Balangan masing-masing sebanyak 12 kali, Kotabaru tujuh kali, serta Tanbu dua kali.
Sedangkan kecelakaan perahu terjadi lima kali, yakni di Kabupaten Batola dua kali, Banjar, HST dan Kabupaten Kotabaru masing-masing satu kali.
Akibat kebakaran pemukiman penduduk di Kalsel tersebut menyebabkan 682 kepala keluarga (KK) atau 2.106 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan 15 orang meninggal dunia serta 14 orang mengalami luka-luka.
Korban meninggal dunia tersebut, yakni tujuh orang di Kota Banjarmasin, masing-masing tiga orang di Kota Banjarbaru dan Kabupaten Batola, serta masing-masing satu orang di Kabupaten Banjar dan Balangan.
Selain itu, akibat kebakaran pemukiman penduduk itu juga menyebabkan 477 buah rumah penduduk rusak total dan 149 buah rumah mengalami berat, serta 124 rumah rusak ringan. ani