Konsumsi rokok konvensional maupun elektronik di Indonesia masih sangat tinggi. Banyak yang menganggap bahwa rokok elektronik tidak menimbulkan adiksi dan bahaya kesehatan dibandingkan rokok konvensional.
Padahal, rokok elektronik (vape) juga menimbulkan adiksi bagi penggunanya. Salah satu cara yang kerap dipilih agar mengurangi kecanduan rokok adalah dengan memakan permen karet.
Prof Agus Dwi Susanto, Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan permen karet jadi salah satu upaya mengatasi adiksi dan juga perilaku. Sebagai contoh, perokok punya kebiasaan memegang rokok setiap hari.
“Sehingga ada sesuatu di mulutnya, maka harus menggantinya karena selama manajamen berhenti merokok ada tatalaksana ketagihan, putus nikotin dan perubahan perilaku serta tatalaksana dukungan. Untuk merubah perilaku kita ganti permen karet sebenarnya bisa mengganti dengan perilaku yang lain,” kata Prof Agus dalam pertemuan daring bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), beberapa waktu lalu.
Menurut Prof Agus, alternatif lain tersebut bisa dengan cara berkebun, menanam tanaman sejak pagi hari di mana perokok biasa langsung memegang rokok. Dengan kegiatan-kegiatan tadi, tangan perokok bisa lebih terbiasa dengan menanam dibandingkan merokok, jadi tidak selalu harus dengan permen karet.
Lebih lanjut Prof Agus berbagi tips tentang langkah-langkah untuk berhentu merokok. Hal yang jelas, kata dia, perokok tentu harus punya niat yang kuat.
“Tanpa niat motivasi kuat perlu dukungan modalitas,” ujarnya.
Prof Agus mengatakan tanpa niat dan komitmen yang kuat, kecanduan bisa sulit diatasi. Hal utama dalam memulai mengatasi kecanduan adalah niat dan motivasi. Kemudian buat skor nilai untuk motivasi tersebut apakah dari 8-10 yang artinya sudah bagus. Namu jika skor motivasinya rendah hanya 2-3 maka akan susah berhenti merokok.
Berhenti merokok juga memerlukan dukungan dari orang sekitar. Kemudian juga bisa dibantu tablet hisap, spray atau yang lainnya. Berikutnya bisa diberi terapi tambahan, rehab medik hingga akupuntur. rep