KETIKA mengalami demam, tubuh seringkali menunjukkan rasa tidak nyaman di berbagai situasi. Kebanyakan orang memilih untuk mengatasinya dengan cara melakukan kompres. Akan tetapi, orang kerap bingung untuk mengompres menggunakan air dingin atau air hangat.
Untuk itu, Dokter sekaligus Healthy Educator dr Tirta Mandira Hudhi menjelaskan perbedaan antara penggunaan kedua kompres tersebut. Menurutnya, apabila seseorang mengalami demam hingga menyentuh 40 derajat bisa menggunakan kompres air dingin.
Sebab, pada kondisi tubuh yang panas terutama saat mencapai 40 derajat, tubuh akan memberikan respon seperti sedang di dalam oven. Artinya, suhu tubuh benar-benar panas sehingga membutuhkan air dingin sebagai pereda tinggi panasnya. Namun, ketika menjelang malam tubuh justru menimbulkan rasa menggigil dr Tirta menyarankan agar memberikannya kompres hangat.
“Anda tau gak sih rasanya orang demam 40 derajat tuh kayak apa? Kayak di oven bro, makanya di kompres pakai air dingin. Kompres tuh jadi caranya Anda pakai handuk kecil, kasih air dingin kasih ke sini (dahi). Kalau malam dia menggigil baru kompres air hangat,” kata dr Tirta dikutip dalam akun YouTubenya Tirta PengPengPeng, Selasa (15/1/ Lebih lanjut, untuk memastikan suhu tubuh tersebut benar panas atau demam Anda bisa mengeceknya pada bagian telapak tangan. Jika telapak tangan terasa dingin tetapi pada bagian leher panas, maka itu berarti suhunya sudah berada
Hal itu lantaran, pembuluh darah yang dipustakan semuanya di kepala, menjadikan demam menjadi meningkat. Untuk itu, dr Tirta menyarankan apabila tubuh masih hangat bisa menggunakan air hangat, tetapi jika suhu tubuh tinggi disarankan menggunakan air dingin.
“Nah kalau ini masih hangat , masih enak tuh masih pakai air hangat masih enak. Jadi kalau suhunya tinggi pakai kompres air dingin. Kalau suhunya 38 jadi subfebris (agak demam) itu pakai air hangat nggak apa-apa,” ucapnya.okz