BANJARMASIN – Wakil Ketua Komisi III DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, HM Rosehan NB mengajak semua pihak baik itu Gubernur Kalsel dan jajaran untuk mengawal Bandara Syamsudin Noor bisa kembali menjadi Bandara Internasional.
Rosehan sangat menyayangkan Bandara Syamsuddin Noor yang dulunya diresmikan Presiden Joko Widodo itu harus turun tidak menjadi Bandara Internasional lagi, termasuk dalam 17 bandara di Indonesia yang bukan berstatus Internasional atau non Internasional.
“Saya berharap pemerintah daerah dalam hal ini Gubernur dan seluruh jajaran, mari kita kawal agar Bandara Syamsudin Noor menjadi bandara Internasional kembali,” ujar Rosehan usai mengikuti Rapat Paripurna DPRD Kalsel, di Banjarmasin, Kamis (2/5).
Rosehan mengaku tidak tahu apa alasan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencabut status Bandara Internasional Syamsudin Noor. “Saya tidak tahu apakah ada fasilitas yang tidak terpenuhi atau penerbangan internasional tidak pernah ada. Karena selama ini Bandara Syamsudin Noor hanya memfasilitasi jemaah haji. Oleh sebab itu alangkah baiknya kita sama-sama kawal,” ujar Politisi PDI Perjuangan Kalsel itu.
Kalau selama ini flight atau penerbangan dianggap sebagai salah satu faktor penyebab status bandara internasional dicabut, mari ciptakan flight agar Syamsuddin Noor kembali menjadi Bandara Internasional.
“Langkah pertama yang harus dilakukan berhimpun dengan pengusaha-pengusaha travel di Kalsel, karena penerbangan umrah untuk Kalsel cukup besar. Kalsel lima besar penerbangan Umrah di seluruh Indonesia. Ini potensi agar bisa menciptkan flight langsung,” jelasnya.
Selain itu, juga bisa menciptakan mungkin setiap hari ada penerbangan ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Brunnei. “Mari sama-sama menjembatani hubungan saudara kita, rumpun melayu yang mungkin kita anggap selama ini hanya bersua di medsos, kekerabatan yang cukup lama atau mungkin halal bi halal,” tambah Rosehan.
Paling tidak, Gubernur bersama DPRD bisa memanggil travel-travel ataupun perhimpunan-perhimpunan atau kerukunan yang ada di masyarakat. Apalagi, ujar Rosehan, Pak Gubernur adalah Presiden Kerukunan Bubuhan Banjar (KKB) Sa-dunia.
“Presiden Kerukunan Bubuhan Banjar bisa memanggil perguruan-perguruan Banjar yang ada di Malaysia, Brunnei, Singapura, Thailand. Supaya kita memperarat hubungan silaturhami yang lebih akrab lagi,” katanya. rds/ani