BANJARMASIN – Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) Galuh Barakat dari Universitas Muhammadiyah Banjarmasin melakukan pelatihan guna mendorong optimalisasi cakupan air susu ibu (ASI) eksklusif pada ibu hamil di Puskesmas Aluh-aluh, Desa Pemurus Dalam, Senin 7 Mei 2024
Tim yang terdiri atas Ashfa Afkarina (S1 Kebidanan) sebagai ketua tim, Mutia Aura Nazwa Assyfa (S1 Kebidanan), Ramadhana Alya Nuur Afifah (S1 Kebidanan), Elsi Astuti (S1 Keperawatan) dan Delima Indah Permata Sari (S1 Keperawatan) sebagai anggota, serta Darmayanti Wulandatika SST Bdn MKes CH CHE selaku dosen pembimbing menjadi salah satu yang lolos mendapatkan hibah dari Direktorat Belmawa-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud), dan menjadi satu-satunya tim yang mewakili Fakultas Keperawatan dan Ilmu Kesehatan.
Dalam usaha melaksanakan pelatihan tersebut, Tim PKM-PM Galuh Barakat menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari Banjarmasin dan dilanjutkan dengan menggunakan perahu untuk dapat menjangkau tempat yang tidak bisa di lewati kendaraan bermotor ketika air pasang naik.
Permasalahan yang ditemukan dari hasil analisis awal menggunakan metode wawancara dengan Bidan Koordinator Rini Amd Keb dan Bidan Pelaksana Eka N Amd Keb di Puskesmas Aluh-aluh, ditemukan masih rendahnya angka cakupan ASI eksklusif di Desa Pemurus Dalam.
“Hal itu dikarenakan tidak semua ibu-ibu memberikan ASI kepada bayinya, sehingga ada beberapa bayi yang diberikan susu formula atau makanan minuman lainnya sebelum berusia enam bulan,” ucap Rini Amd Keb
Menurut narasumber Eka N Amd Keb faktor pendukung lainnya yang menyebabkan rendahnya angka cakupan ASI eksklusif, karena masih banyaknya ibu yang tidak paham mengenai cara penyimpanan atau penyajian ASI eksklusif dengan benar, serta cara melakukan perawatan payudara secara tepat pada masa kehamilan.
“Juga bagaimana melakukan teknik menyusui yang benar untuk mencegah terjadi puting lecet serta bengkak, dan nyeri pada proses menyusui yang mengakibatkan terhambatnya proses pemberian ASI eksklusif,” kata Eka N Amd Keb
Dengan adanya permasalahan tersebut, Tim PKM-PM Galuh Barakat Universitas Muhammadiyah Banjarmasin menjalankan program selama enam bulan dengan membuat kelompok belajar kecil, yang masing-masing terdiri atas satu fasilitator dan empat hingga lima ibu hamil menggunakan alat bantu berupa buku saku, serta video pembelajaran menggunakan bahasa Banjar yang mudah di pahami oleh masyarakat setempat.
Dalam program tersebut, Bidan Desa Rina Amd Keb akan di minta mendampingi saat proses pelatihan, sehingga dapat membantu para ibu hamil ke depannya secara berkelanjutan.
“Mengingat dampak buruk yang dapat merugikan ibu dan bayi jika tidak menyusui dengan benar, maka program ini sangat perlu dilakukan. Selain dapat membantu menaikan angka cakupan ASI eksklusif, juga berpeluang membantu menekan risiko bayi mengalami stunting di masa depan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, perawatan payudara harus rutin dilakukan saat mulai dari kehamilan trimester tiga dengan membersihkan daerah sekitar puting dan aerola, serta memijat lembut beberapa titik tertentu untuk dapat merangsang produksi ASI.
Saat menyusui, lanjut dia, sang ibu harus memahami bagaimana caranya meletakkan bayi dengan benar.
“Kepala bayi harus lebih tinggi dari badan dan bokong bayi, serta tangan ibu harus menyangga badan bayi dan menempelkan perut bayi ke badan ibu. Untuk memberi ASI, mulut bayi harus secara sempurna ke payudara ibu, sehingga proses menyusui berjalan lancar,” katanya.
Ia pun membeberkan cara menyimpan ASI apabila sang ibu bekerja. “ASI yang sudah di peras dan dimasukan di dalam tempat penyimpanan ASI harus dimasukan di suhu yang dingin agar tidak merusak komposisi zat gizi di dalamnya. ASI yang di taruh di kulkas sebelum diberikan kepada bayi harus di stabilkan suhunya menggunakan air panas yang diletakkan di dalam mangkuk atau wadah yang bisa menampung botol ASI, bukan di panaskan,” jelasnya.
Pada evaluasi akhir program, dilakukan dan di dapat hasil perubahan rata-rata kemampuan keterampilan ibu dalam melakukan teknik menyusui yang benar.
Hal itu diketahui usai melakukan pengujian menggunakan SPO (standar operasional prosedur), yaitu sebesar 75,05. Sedangkan untuk penyimpanan ASI sebesar 87,1 persen dan untuk perawatan payudara sebesar 84,8 persen. Hal ini menunjukan pelatihan yang dilakukan efektif mempengaruhi keterampilan ibu hamil.
“Saya menjadi lebih bisa melakukan cara perawatan payudara yang benar saat hamil. Ternyata menjaga agar payudara bersih juga sangat penting saat hamil. air susu yang sudah di peras pun tidak boleh sembarangan menyimpan harus di kulkas dan juga harus steril,” ujar salah satu peserta pelatihan Mayang.
“Pada saat menyusui bayi, ternyata kita tidak boleh meletakan sembarangan dan bayi harus di sendawakan setelah selesai menyusui agar tidak muntah,” ujar Sariyah menambahkan.
Tim PKM-PM berharap melalui pelatihan ini dapat memberikan dampak positif bagi para ibu hamil, dan akan menjadi lebih terampil dalam melakukan teknik menyusui yang benar, perawatan payudara, serta penyimpanan ASI, sehingga cakupan ASI eksklusif dapat meningkat dan memberikan manfaat kesehatan optimal bagi bayi dan ibu. rls