BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau Paman Birin terus memantapkan kesiapannya dalam menyambut status Geopark Meratus menjadi salah satu bagian dari Unesco Global Geopark (UGG).
Menurut Paman Birin, sejak tahun 2018, Geopark Meratus telah resmi menyandang status Geopark Nasional dan kini telah diusulkan menjadi UGG.
Hal tersebut disampaikan Paman Birin saat menghadiri pembukaan Evaluasi Meratus Aspiring Unesco Global Geopark, di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru (12/07).
“Evaluasi menuju Unesco Global Geopark yang sedang kita jalani ini merupakan tahapan penting yang harus kita lewati dan proses ini bukan hanya formalitas, tetapi juga kesempatan bagi Kalsel untuk menunjukkan kepada dunia bahwa kita memiliki warisan alam dan budaya yang layak diakui secara global,” ungkap Paman Birin.
Menurut Paman Birin, Geopark Meratus adalah geopark pertama di Pulau Kalimantan dan apabila berhasil masuk menjadi Unesco Global Geopark, maka Geopark Meratus akan menjadi yang pertama pula di seluruh pulau Kalimantan yang diakui Unesco Global Geopark.
“Saya kira pencapaian ini tentu akan menjadi kebanggaan bukan hanya bagi Kalimantan Selatan, tetapi bagi Indonesia. Pengakuan sebagai Unesco Global Geopark membawa manfaat yang sangat besar, terutama dalam hal konservasi alam dan budaya,” ujar gubernur dua periode itu.
Nantinya, menurut Paman Birin, pengakuan Internasional ini juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat lokal dan global tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara alam dan manusia.
Selain manfaat konservasi, status Unesco Global Geopark juga membuka peluang besar bagi pengembangan ekonomi berkelanjutan di Kalimantan Selatan.
“Dengan pengakuan ini, kita dapat meningkatkan sektor pariwisata berbasis alam dan budaya yang akan berdampak positif pada perekonomian masyarakat lokal,” katanya.
Namun demikian, kata Paman Birin, kita harus selalu ingat bahwa pengembangan ekonomi ini harus sejalan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan.
“Kita bertekad untuk mengelola geopark meratus dengan pendekatan yang seimbang antara konservasi dan pemanfaatan, sehingga generasi mendatang juga dapat menikmati keindahan dan manfaat dari warisan alam ini,” imbuh Paman Birin.
Sementara itu, evaluator dari Unesco Global Geopark, Hiroko Tirogoe asal Jepang mengaku senang untuk pertama kalinya datang ke Kalimantan Selatan bersama Tran Tan Van yang juga merupakan evaluator Unesco Global Geopark asal Vietnam.
Menurut Hiroko, Pemprov Kalsel melalui Badan Pengelola Geopark Meratus sudah sangat siap, baik dari segi kajian atau pun laporan yang sudah diterimanya untuk mewujudkan Geopark Meratus menjadi bagian dari Unesco Global Geopark.
“Saya sangat yakin, pemerintah sudah sangat siap untuk visi ini dan Geopark Meratus sudah berada dijalan yang tepat untuk menunjukkan bahwa ia sebentar lagi akan menjadi bagian dari Unesco Global Geopark,” terangnya melalui penterjemah.
Sementara itu, Ketua Harian Badan Pengelola Geopark Meratus Hanifah Dwi Nirwana mengatakan, pihaknya sudah sangat siap menyambut evaluator dari Unesco tersebut untuk melakukan evaluasi terhadap Geopark Meratus.
“Kita akan melaksanakan internal meeting untuk membedah semua dokumen yang telah kita summit ke Unesco dan akan memberikan penyampaian dari segi geologi, segi biologi, culture dan bagaimana selama ini mengelola Geopark Meratus,” ungkap Hanifah.
Menurut Hanifah, dua evaluator Unesco tersebut nantinya akan mengunjungi empat titik lokasi di Indonesia yakni dua validasi Geopark Meratus dan Geopark Kebumen dan dua revalidasi yaitu Geopark Batur dan Geopark Belitung.
“Geopark Meratus sangat layak menjadi bagian dari Unesco dan sampai saat ini ada 10 Unesco Global Geopark yang ada di seluruh Indonesia,” tutup Hanifah yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel itu. md/adpim/ani