BANJARMASIN – Kerugian akibat bencana sosial yang didominasi kebakaran pemukiman penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan hingga triwulan III (Januari-September) tahun 2023, ditaksir mencapai Rp 78,475 miliar.
“Dari kerugian bencana sosial di Kalsel mencapai Rp 78,475 miliar itu, sebagian besar berada di Kota Banjarmasin sekitar Rp 30,720 miliar,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos, Rabu (4/10).
Selain itu, lanjut Madi –sapaan akrabnya, kerugian akibat bencana sosial di Kalsel berasal dari Kabupaten Tabalong sekitar Rp 10,850 miliar, di susul Hulu Sungai Tengah (HST) sekitar Rp 8,450 miliar.
Selanjutnya, Kabupaten Banjar sekitar Rp 6,450 miliar, Balangan sekitar Rp 4,2 miliar, Kota Banjarbaru Rp 3,675 miliar, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) Rp 3,330 miliar, dan Barito Kuala (Batola) Rp 3,150 miliar.
Kemudian, Kabupaten Tapin sekitar Rp 3,2 miliar, Hulu Sungai Selatan (HSS) Rp 2,550 miliar, Tanah Laut (Tala) Rp 1,4 miliar, dan Kotabaru Rp 500 juta.
Ketika ditanya frekeunsi bencana sosial hingga triwulan III, ia menyebutkan ada sebanyak 452 kasus. “Sebagian besar atau 447 kali kebakaran pemukiman penduduk, dan lima kali kecelakaan perahu,” ujarnya.
Menurutnya, 447 kebakaran pemukiman penduduk tersebut meliputi Kota Banjarmasin 91 kali, Banjarbaru 122 kali, Kabupaten Banjar 68 kali, Tapin 18 kali, dan HSS 20 kali.
Kemudian, Kabupaten HST 24 kali, HSU tercatat 11 kali, Balangan 10 kali, Tabalong 16 kali, Batola 23 kali, Tanah Laut 38 kali, dan Kabupaten Kotabaru sebanyak lima kali.
Sedangkan untuk lima kali kecelakaan perahu, dua kali terjadi di Kabupaten Batola, dan masing-masing satu di Kabupaten Banjar, HST dan Kotabaru.
Bencana sosial itu menyebabkan 528 kepala keluarga (KK) atau 1.623 jiwa kehilangan tempat tinggal, dan 14 orang di antaranya meninggal dunia.
Madi menyebutkan, ke-14 orang korban meninggal dunia itu di antaranya enam di Kota Banjarmasin, masing-masing tiga orang di Kabupaten Batola dan Kota Banjarbaru, serta masing-masing satu orang di Kabupaten Banjar dan Balangan.
Selain itu, akibat bencana sosial tersebut juga menyebabkan sebanyak 369 rumah rusak total, 90 rumah rusak berat, dan 94 buah rumah rusak ringan.
Pada kesempatan itu, Madi juga mengimbau masyarakat terutama yang tinggal di kawasan rawan kebakaran dan di daerah padat penduduk untuk meningkatkan kewaspadaan, apalagi saat ini sedang musim kemarau. ani