BANJARMASIN – Dinas Sosial Provinsi Kalimantan Selatan mencatat telah terjadi sebanyak 113 kasus bencana alam seperti banjir, tanah longsor dan angin ribut atau angin puting beliung dan kekeringan dari Januari hingga Oktober 2023.
Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos menyebutkan, dari 113 bencana alam tersebut, sebagian besar adalah bencana kekeringan, yakni sebanyak 62 kali.
“Dari 62 kali bencana kekeringan tersebut, terbanyak di Kota Banjarbaru di susul Kabupaten Banjar 14 kali, Barito Kuala (Batola) sembilan kali, dan Kota Banjarmasin delapan kali,” katanya, Senin (6/11).
Ia mengatakan, untuk membantu warga yang terdampak kekeringan selama musim kemarau di tahun 2023, pihaknya telah membantu air bersih lebih dari 700 ribu liter untuk empat daerah, yakni Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Batola, dan Kota Banjarmasin.
Selain bencana alam kekeringan, bencana alam banjir terjadi sebanyak 24 kali, angin ribut atau angin puting beliung 20 kali, dan bencana alam tanah longsor tujuh kali.
Menurut Madi –sapaan akrabnya, akibat bencana alam tersebut menyebabkan 72.946 kepala keluarga (KK) atau 244.948 jiwa terdampak, terbanyak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) sebanyak 28.795 KK atau 115.187 jiwa.
Selain itu, Kabupaten Banjar 16.775 KK atau 46.825 jiwa, dan Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) sebanyak 9.784 KK atau 28.670 jiwa, dan satu meninggal dunia di Kota Banjarmasin.
Bencana alam tersebut menyebabkan 81 buah rumah penduduk rusak berat, 156 buah rumah rusak sedang, dan 153 buah rumah rusak ringan.
Akibat bencana alam tersebut, diperkirakan kerugian mencapai Rp 7,415 miliar, terbanyak di alami Kabupaten Banjar Rp 3,190 miliar, disusul Batola Rp2,940 miliar, Kota Banjarmasin di taksir mencapai Rp975 juta, dan Kabupaten HST sekitar Rp 155 juta serta HSU sekitar Rp 80 juta. ani