BANJARMASIN – Pendiri dan sekaligus pencetus Taruna Siaga Bencana (Tagana) Indonesia Andi Hanindito menghadiri pelatihan pemantapan Tagana Muda Kalimantan Selatan.
“Saya bangga dan terharu atas semangat generasi muda di Kalsel untuk menjadi relawan tagana dalam melaksanakan tugas kemanusiaan,” ujarnya di sela menghadiri pembukaan pemantapan Tagana Muda Kalsel, Jumat (1/12).
Ia pun memuji upaya yang dilaksanakan Dinas Sosial Provinsi Kalsel melalui bidang penanganan bencana, yang telah mendidik masyarakat menjadi relawan tagana.
“Saya kira luar biasa upaya yang dilakukan Kalsel dalam melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang terdidik dan terampil dalam penanganan bencana. Diharapkan ini akan di tiru daerah lainnya di Indonesia,” katanya.
Plt Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalsel Muhammadun dalam sambutan tertulis dibacakan Sekretaris Dinsos Murjani menyatakan, pelatihan pemantapan tagana muda ini sebagai upaya menyiapkan SDM dalam penanganan bencana.
“Kita akan memberdayakan masyarakat, terutama kalangan milineal untuk bergabung dalam penanggulangan bencana. Apalagi Kalsel termasuk daerah yang rawan bencana terutama bencana alam, seperti banjir, tanah longsor, dan angin puting beliung,” katanya.
Ia berharap, tagana muda yang telah mengikuti pelatihan ini mampu mengawal kawasan siaga bencana (KWSB) dan kampung siaga bencana (KSB) yang telah di bentuk di Kalsel.
Terpisah, Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel H Achmadi SSos mengatakan, pemantapan tagana muda ini dalam rangka memperkuat ketahanan bencana di banua.
Menurut Madi –sapaan akrabnya, pemantapan anggota tagana muda se-Kalsel ini rencananya di ikuti 200 peserta dari 13 kabupaten/kota dan Satuan Tugas (Satgas) Pramuka Peduli akan dilaksanakan dua tahap.
Ia menyebutkan, tujuan pelatihan bagi tagana muda antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dalam penanganan bencana, serta meningkatkan keterampilan dalam pendataan dan pengolahan data kejadian bencana.
Sesuai arahan Paman Birin (Gubernur Kalsel, red), pelatihan bagi anggota tagana muda ini guna memperkuat ketahanan terhadap bencana di masa mendatang.
Selain itu, adanya pelatihan bagi anggota tagana muda ini untuk menambah SDM yang terampil dan terlatih dalam penanganan bencana, mengingat jumlah anggota tagana di Kalsel semakin berkurang.
“Dari lebih 1.200 anggota Tagana Kalsel yang telah di latih, ternyata hanya sekitar 600 orang yang masih aktif untuk melaksanakan tugas kemanusian membantu penanganan bencana di banua ini,” ungkapnya.
Berkurangnya anggota Tagana Kalsel tersebut, lanjut dia, antara lain akibat meninggal dunia, mengundurkan diri, pindah ke lokasi lain atau pindah tugas pada satuan kerja perangkat
daerah (SKPD) lainnya. ani