BANJARBARU – Gubernur Kalimantan Selatan, H Sahbirin Noor atau Paman Birin menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya gathering pesantren se-Kalsel, karena adanya kegiatan ini menandatakan komitmen dan tekad bekerjasama mewujudkan visi bersama.
“Saya sangat mengapresiasi gathering pesantren ini dan diharapkan kegiatan ini semangat mengeratkan tali kebersamaan dalam membangun pesantren di banua,” tandasnya melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Hukum dan Politik, Adi Santoso, SSos, MSi pada pembukaan Gathering Pesantren Kalimantan Selatan, Sabtu (9/3).
Gathering Pesantren Kalimantan Selatan yang diselenggarakan di Aula Ponpes Darul Ilmi, Liang Anggang Banjarbaru, mengangkat tema Membangun Kebersamaan Untuk Menjadikan Pesantren Mandiri dan Berdaya dalam Ekosistem Keuangan Syariah yang Inklusif.
“Pertemuan yang dilaksanakan sekarang ini dapat mengeratkan tali kebersamaan kita dalam membangun pesantren-pesantren di Kalimantan Selatan yang lebih maju, mandiri dan berdaya saing,” katanya.
Paman Birin mengungkapkan, pesantren sebagai lembaga pendidikan islam tradisional telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari sejarah dan identitas sebagai bangsa indonesia.
Peran pesantren, kata Paman Birin, tidak hanya terbatas pada aspek keagamaan semata, tetapi juga memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekosistem kemandirian ekonomi.
Menurut Paman Birin, tema yang diangkat dalam gathering ini sangatlah relevan dalam konteks pembangunan kalimantan selatan yang berkelanjutan.
“Kita berharap melalui forum ini akan lahir ide-ide maupun gagasan baru dalam membawa perubahan nyata bagi pondok pesantren lebih maju dan mandiri di masa yang akan datang,” katanya.
Dijelaskan Paman Birin, seiring pesatnya perkembangan ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia, maka diyakini bahwa pesantren memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu motor penggerak utama dalam memajukan sektor ini.
“Guna mencapai hal tersebut diperlukan kerja sama dan sinergi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat luas,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengurus Wilayah Ikatan Pesantren Indonesia Kalsel, KH Mukri Yunus menyampaikan apresiasi kepada berbagai pihak, khususnya dari BSI atas dukungan dalam perwujudan program one Pesantren one produk (OPOP).
“Kita bersyukur, Kalsel daerah ketiga di Indonesia dan pertama di Kalimantan dalam pelaksanaan program OPOP,” sampainya.
KH Mukri Yunus juga terus mengharapkan dukungan dan sinergitas dari berbagai pihak, terutama para dermawan untuk terus mendukung kemandirian pondok pesantren.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalsel, Dr Muhammad Tambrin menyampaikan bahwa dari 314 ponpes di Kalsel, masih 50 persen belum mandiri.
Adapun ponpes yang ada di bawah naungan DPW Ikatan Pesantren Indnesia (IPI) Kalsel, sebut Tambrin, akan terus diberikan dukungan dan bimbingan, salah satunya dengan memanfaatkan program One Pesantren One Product (OPOP).
Sekretaris DPW IPI Kalsel, Dr Edy Setyo Utomo menambahkan, pembinaan kepada ponpes telah dilakukan, namun dalam penerapannya, belum dikelola secara profesional, salah satunya belum memiliki badan hukum.
“Dengan adanya OPOP ini kita beri bantuan badan hukumnya dan kalau punya badan hukum itu akan memudahkan Ponpes untuk bisa mendapat kerja sama dengam perbankan atau bantuan dari perusahaan,” ujarnya.
“Kita sudah mengusulkan ke Kementerian Koperasi, mudah-mudahan bisa terealisasi, sehingga Ponpes di Kalsel semakin cepat memiliki koperasi berbadan hukum,” pungkasnya.
Dalam kegiatan ini dilakukan Penandatangan kerja sama antara Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Kalsel dengan DPW Ikatan Pesantren Indonesia (IPI) Kalsel. rny/adpim/ani