RANTAU – Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin Dr H Sufiansyah MAP membuka pertemuan diseminasi hasil audit kasus stunting tingkat Kabupaten Tapin di Aula Tamasa, Rabu (20/3).
Ia mengatakan, jika dulu lokus stunting hanya dilakukan di beberapa daerah, bisa jadi daerah yang tidak menjadi lokus adalah daerah yang tertinggi angka stuntingnya.
“Karena itu kita ingin audit kasus stunting dilakukan secara menyeluruh di Kabupaten Tapin yang meliputi 126 desa dan sembilan kelurahan, atau semua wilayah di Tapin dijadikan lokus stunting,” ujarnya.
Pertemuan menghadirkan dua narasumber, yakni dr Widhi Susanto yang memaparkan tentang kasus pada kelompok sasaran calon pengantin dan ibu hamil, serta dr Rahmat Ramadhani yang memaparkan tentang kasus pada kelompok sasaran anak Baduta/Balita.
Menurut H Sufiansyah, dalam menurunkan angka stunting perlu peran serta semua pihak, tidak hanya pemerintah daerah namun juga dunia usaha dengan bersama-sama melakukan intervensi.
Ia menyebutkan, salah satu program utama dalam penanganan stunting di tahun 2024, yaitu melalui audit kasus stunting secara menyeluruh di Kabupaten Tapin dengan kerja sama semua pihak.
Dengan audit kasus stunting sebagai program utama ditambah gerakan-gerakan lain yang ikut membantu, seperti dinas PUPR, dinas perkimtan, serta dinas lainnya, diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Bumi Ruhui Rahayu.
“Sekali lagi kunci penurunan stunting berada pada fase pencegahan, yaitu memastikan calon pengantin sehat jasmani dan rohani serta pendampingan saat hamil. Karena itu, penanganan stunting merupakan tugas semua pemangku kebijakan dari pusat hingga daerah yang harus berjuang mewujudkan zero stunting,” pungkasnya.
Pertemuan ini dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Tapin Dr H Alfian Yusuf, Kepala Dinas DPPKB Hj Ahlul Jannah, Asisten Administrasi Umum H Fiqri Irmawan, Kepala Bappelitbang Dr Meidy Haris Prayoga, pimpinan SOPD, para camat, kepala desa, dan instansi terkait lainnya. her