BANJARMASIN – Selama caturwulan I (Januari-April) 2024, telah terjadi sebanyak 41 kasus bencana alam di Provinsi Kalimantan Selatan meliputi banjir dan angin puting beliung, tanah longsor dan gempa bumi.
“Dari 41 kali bencana alam di Kalsel caturwulan I 2024 itu terbanyak bencana alam banjir sebanyak 16 kali,” kata Kabid Penanganan Bencana pada Dinas Sosial Provinsi Kalsel, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Kamis (2/5).
Menurut Madi (sapaan akrabnya), dari 16 kali banjir tersebut terbanyak di Kabupaten Barito Kuala (Batola) empat kali, disusul Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tiga kali.
Selain itu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) masing-masing dua kali, serta Kabupaten Banjar, Tabalong dan Kota Banjarbaru masing-masing satu kali.
Tahun 2024 ini, kata Madi, selama caturwulan I ini Kalsel juga digoncang gempa bumi sebanyak sembilan kali meliputi Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) masing-masing dua kali.
Kemudian, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Tanah Laut (Tala) dan Kabupaten Kotabaru masing-masing satu kali.
Bencana alam angin puting beliung atau angin ribut sebanyak 11 kali, terbanyak di Kabupaten Batola empat kali, disusul Kota Banjarmasin tiga kali, Kabupaten Tala dua kali dan masing-masing satu kali di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tanbu.
Sedangkan bencana alam tanah longsor selama caturwulan I 2024 terjadi lima kali yakni dua kali di Kabupaten Banjar dan masing-masing satu kali di Kabupaten Banjar, Kabupaten HST dan Kabupaten Tanbu.
Akibat bencana alam hingga caturwulan I 2024 itu, kata Madi, menyebabkan 19.187 kepala keluarga (KK) atau 59.155 jiwa terdampak dan satu orang luka-luka.
Akibat bencana alam itu, lanjut Madi, menyebabkan 152 buah rumah penduduk rusak berat, 11 buah rusak sedang dan 29.908 buah rusak ringan.
Kerugian yang dialami akibat bencana alam di Kalsel hingga caturwulan I 2024 tersebut ditaksir mencapai Rp153,135 miliar, terbesar dialami Kabupaten HST sekitar Rp79,070 miliar dan Kabupaten Tabalong ditaksir Rp60,110 miliar.
Selain itu, kerugian yang cukup besar juga dialami Kabupaten Batola sekitar Rp7,370 miliar, Kabupaten Tanbu sekitar Rp4,805 miliar, Kabupaten Tapin Rp915 juta, Tanah Laut (Tala) Rp525 juta dan Kota Banjarbaru Rp240 juta.
Dalam kesempatan itu, Madi berharap masyarakat terutama di kawasan yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa bumi agar tetap waspada, mengingat ada sejumlah daerah di Kalsel yang kondisi alamnya terbuka. ani