LOKSADO – Ketua Tim Penggerak PKK Kalsel Hj Raudatul Jannah meresmikan Kampung Anggrek Raudatul Jannah di Desa Tumingki, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Minggu (26/5) pagi.
Peresmian Kampung Anggrek Raudatul Jannah tersebut dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia.
Dalam sambutannya, Acil Odah –sapaan akrabnya– mengucapkan terima kasih atas sambutannya yang luar biasa dari masyarakat Desa Tumingki.
Menurutnya, Desa Tumingki merupakan salah satu desa yang memiliki potensi luar biasa untuk menarik wisatawan yang akan berkunjung ke Hulu Sungai Selatan.
“Terlebih hari ini kita meresmikan Kampung Anggrek Raudatul Jannah yang lokasinya bersebelahan langsung dengan Sungai Amandit,” ujarnya.
Menurutnya, peringatan Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia Tahun 2024 yang mengusung tema Be Part of The Plan sangatlah tepat dengan apa yang dicanangkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, yang dalam hal ini kolaborasi antara Dinas Lingkungan Hidup Kalsel, Dinas Kehutanan Kalsel, Pemerintah HSS maupun pihak swasta.
“Sebagaimana makna dari Raudatul Jannah yang artinya Taman Surga, kita berharap Desa Tumingki ini menjadi bagian dari surga Anggrek Kalimantan Selatan. Jadi dengan menjadikan Kampung Anggrek ini sebagai salah satu destinasi wisata baru di HSS, maka juga akan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar,” katanya.
Ia pun berharap infrastruktur menuju Desa Tumingki menjadi perhatian pemerintah daerah, sehingga masyarakat senang dengan fasilitas yang memadai dan keamanan yang terjamin.
Acil Odah juga meminta masyarakat desa memanfaatkan media sosial dalam mempromosikan Anggreknya, sehingga memiliki nilai lebih ketika di jual di luar.
“Jika infrastruktur ini sudah lengkap, maka pengunjung juga akan senang. Saya yakin akan banyak wisatawan-wisatawan baik lokal maupun nasional yang akan datang ke desa ini,” harapnya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan Hanifa Dwi Nirwana dalam laporannya mengatakan, pemilihan lokasi dari pembangunan taman konservasi Kampung Anggrek Raudatul Jannah ini di pilih dengan beberapa pertimbangan
“Desa eksotis dengan lokasi yang strategis dan rute Bambu Ruffting Sungai Amandit di pilih dengan beberapa pertimbangan, yakni masyarakatnya yang guyuh dan berpotensi dikembangkan menjadi kampung iklim, sekaligus destinasi wisata baru desa wisata tematik konservasi anggrek,” jelasnya.
Menurutnya, pada 10 hingga 15 Juli mendatang, Bambu Rafting yang merupakan bagian dari situs Geopark Meratus akan mendapatkan evaluasi dari UNESCO untuk menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark.
“Tentunya harapan ini perlu dukungan dari semua pihak, termasuk komunitas pecinta Anggrek, pemerintah kabupaten/kota, pelaku usaha, dan tentunya masyarakat. Harapan besar ini sesuai dengan harapan bapak gubernur untuk menjadikan Geopark Meratus menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark,” katanya.
Turut hadir juga Kerukunan Suku Dayak Meratus (KSDM), Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI), Indonesia Archid Society (IAC),Tokoh Adat, dan Tokoh Masyarakat. adp