MARTAPURA – Suasana penuh keberkahan kembali menyelimuti Bumi Shalawat Alam Roh 88 Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar pada Jumat (18/10) malam.
Kali ini, Sholawatan dan Tausiah yang rutin digelar Gubernur Kalsel, H Sahbirin Noor setiap bulan purnama ini menghadirkan TGH Ahmad Sufian Al Banjari atau Guru Sufian sebagai penceramah.
Para santri, Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov Kalsel dan warga sekitar kawasan Kiram antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap mendapatkan ilmu serta keberkahan.
Usai Sholat Isya berjamaah, acara dilanjutkan pembacaan Syair Maulid oleh grub Maulid Irsyadul Fatah, Tatah Pamangkih Laut, Kabupaten Banjar, dilanjutkan lantunan ayat suci Al-Quran yang dbacakan oleh Qori M Yusuf.
Gubernur Kalsel melalui Plt Kepala Dinas Kepemudaan dan Olahraga Provinsi Kalsel, dr Diauddin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah hadir.
“Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua yang telah berpartisipasi dalam acara ini dan semoga setiap langkah yang kita ambil untuk acara ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT,” ujar dr Diauddin.
Lebih lanjut, dr Diauddin mengutip hadits Rasulullah SAW, ia menekankan bahwa setiap amal perbuatan tergantung pada niat.
“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung niatnya dan sesungguhnya orang itu tergantung dari apa yang diniatkannya itu,” ujar dr Diauddin sembari mengajak seluruh jamaah untuk selalu meluruskan niat dalam setiap langkah kehidupan, baik dalam bekerja, beribadah, maupun berinteraksi dengan sesama.
Dalam tausiahnya, TGH Ahmad Sufian Al-Banjari mengingatkan para jamaah akan bahaya kebodohan dan mengutip hadits Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa kebodohan adalah salah satu sifat yang sangat dibenci oleh Nabi Muhammad SAW.
Lebih lanjut, TGH Ahmad Sufian menjelaskan, berdasarkan kitab al-Hikam karya Ali bin Abi Thalib, orang bodoh memiliki enam ciri khas, diantaranya yaitu mudah marah tanpa sebab, berbicara tanpa makna, selain itu orang bodoh juga cenderung memberikan sesuatu yang tidak sesuai tempatnya.
Selain itu, tidak dapat membedakan teman dan lawan serta mudah percaya kepada siapa saja meski sudah berkali-kali ditipu.
“Ciri-ciri ini seringkali kita temui dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu, kita perlu waspada dan berusaha untuk memperbaiki diri agar terhindar dari sifat-sifat tersebut,” ujar Guru Sufian.
Menutup tausiahnya, Guru Sufian menegaskan betapa pentingnya bagi umat Muslim untuk menghindari sifat-sifat ini, Menurutnya, kebodohan bukan hanya soal kurangnya ilmu, tetapi juga soal akhlak dan perilaku yang mencerminkan kurangnya kebijaksanaan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sungguh, Rasulullah SAW sangat tidak menyukai kebodohan, karena hal ini bisa menjerumuskan seseorang pada perbuatan yang sia-sia dan merugikan diri sendiri maupun orang lain,” pungkasnya.
Shalawatan dan tausiyah rutin setiap pertengahan bulan tersebut ditutup dengan pembacaan tahlil dan doa yang dipimpin oleh Guru Sufian.
Tampak hadir pada acara tersebut yaitu para habaib, para ulama, tokoh masyarakat, Komisaris Bank Kalsel, Asisten, para Kepala SKPD di Lingkungan Provinsi Kalsel. rfq/adpim/ani