RANTAU,- Sekretaris Daerah kabupaten Tapin Dr H Sufiansyah MAP sampaikan program dan inovasi terkini melalui acara podcast PIETER show dalam program inovasi dan edukasi terkini badan strategi kebijakan dalam negeri, di Jakarta, Rabu (04/10), baru – baru tadi.
Melalui program inovasi dan edukasi terkini badan strategi kebijakan dalam negeri yang dikemas dalam Podcast Pieter show, Sekretaris Daerah Kabupaten Tapin bercerita tentang kebijakan dan kondisi inovasi kabupaten Tapin.
Dalam paparan, H Sufiansyah menyampaikan gambaran umum dan potensi kabupaten, dengan luas wilayah Kabupaten Tapin adalah 2.174,95 km², dengan Jumlah Kecamatan adalah 12 dan terdiri dari 126 Desa dan 9 Kelurahan, potensi unggulan Kabupaten Tapin yaitu pada Sektor Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Pariwisata.
Sedang isu strategis apa saja yang menjadi prioritas Kabupaten Tapin saat ini dan kedepannya, isu strategis prioritas antara lain Peningkatan Rata-rata lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah, Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di tahun 2024 dan Penurunan Angka Stunting di Kabupaten Tapin dengan target di bawah 10% di Tahun 2024.
Terkait kebijakan inovasi apa yang diambil da membudayakan inovasi daerah, seperti yang disampaikan H Sufiansyah, seluruh Kepala OPD di Kabupaten Tapin telah menandatangani Perjanjian Kinerja Inovasi Daerah yang mana isi dari Perjanjian Kinerja tersebut adalah mewajibkan bagi pejabat eselon III di perangkat daerah masing-masing memiliki Inovasi sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsinya serta melaporkan perkembangan Inovasi tersebut kepada Sekretaris Daerah melalui Bappelitbang.
Selain itu, kita telah membentuk Pamong Inovasi Daerah yang terdiri dari para inovator yang memiliki komitmen kuat, dalam hal pelaksanaan kebijakan inovasi daerah serta membentuk wadah diskusi dan konsultasi Inovasi daerah dengan jadual disetiap hari Rabu dalam setiap minggunya yang diberi nama Poli Inovasi Tapin atau (Polisi Tapin).
Selain itu kita juga memberikan Reward dan Punishment bagi OPD yang menjalankan Kebijakan Inovasi, dan yang tidak menjalankan dengan cara memasukan indikator penilaian Inovasi ke dalam perhitungan TPP ASN, paparnya.
Untuk kondisi dan progres pembudayaan inovasi, seperti yang disampaikan H Sufiansyah, kondisi dan progres membudayakan Inovasi sampai dengan sekarang ini bahwa Para Kepala OPD beserta jajaran telah memiliki komitmen dalam hal melaksanakan kebijakan inovasi daerah, hal ini tergambar dari telah masuknya pada database inovasi tapin sebesar 163 inovasi, untuk dilakukan pembinaan oleh pamong inovasi, hal tersebut menandakan kemajuan yang sangat signifikan bila kita bandingkan dengan sebelumnya.
Dan masalah yang perlu pencapaian cepat saat ini yakni peningkatan rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah kabupaten Tapin, peningkatan Kualitas Sanitasi dan Air Bersih (salah satu penyebab dari stunting dan kemiskinan).
Sedang terobosan inovasi yang sudah dilakukan dalam rangka peningkatan Rata-rata lama Sekolah, dan Harapan Lama Sekolah yaiu pemberian Bea Siswa di semua Pendidikan SD, SMP sampai Perguruan Tinggi bagi anak yang berprestasi atau tidak mampu seluruh Desa dan Kelurahan.
Melaksanakan MOU dan Perjanjian Kerjasama antara Pemkab Tapin, dan Pondok Pesantren di Kabupaten Tapin, agar memasukan kurikulum Pendidikan Formal dalam proses pembelajaran Inovasi dalam rangka Penurunan Angka Stunting yaitu Sistem Informasi Dasa Wisma Supaya Kita Cegah Stunting atau (SiDama Suka Ceting) tujuan dari aplikasi ini adalah dengan memanfaatkan para kader dasa wisma di desa dan kelurahan untuk melaporkan perkembangan tumbuh kembang anak dan Kesehatan Ibu dan Anak pra dan pasca melahirkan serta data air bersih, kondisi rumah Kepala Keluarga. Dengan pemantauan secara periodik dan terjadwal sehingga data tersebut akan digunakan oleh pemerintah daerah dalam melakukan intervensi gizi spesifik dan sensitif.
Serta melalui program inovasi yang telah diluncurkan yakni : Elektronik Data Tapin Menuju Keluarga Sejahtera (E-Tapin Mesra) tujuan dari aplikasi ini, adalah Pemerintah Kabupaten Tapin memiliki satu data dalam hal penanggulan kemiskinan system tersebut dikelola oleh dinas sosial yang mana pemanfaatan data kemiskinan pada inovasi e- Tapin mesra digunakan oleh lintas sektor dalam melakukan intervensi penanggulan kemiskinan.
Dipaparkan Sekda Tapin H Suriansyah, dalam membudayakan inovasi saat ini terkendali beberapa hal yakni kendala yang dihadapi bilamana inovasi tersebut berupa digital masih adanya daerah-daerah di perdesaan yang blank spot atau low signal dan keterbatasan SDM yang memiliki kompetensi khususnya berlatar belakang Pendidikan Teknologi Informasi.{[her/mb03]}