Plt Kepala Dinas Sosial Provinsi Kalsel, Muhammadun melalui Kabid Penanganan Bencana, H Achmadi, SSos, di Banjarmasin, Senin (3/6) menyebutkan kerugian terbesar dialami Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) diasumsikan mencapai Rp79,070 miliar.
Selain itu, kata Madi (sapaan akrabnya), Kabupaten Tabalong ditaksir Rp60,110 miliar, Kabupaten Barito Kuala (Batola) sekitar Rp7,370 miliar, Kabupaten Tanah Bumbu (Tanbu) sekitar Rp5,270 miliar
Kemudian, Kabupaten Tapin Rp915 juta, Tanah Laut (Tala) Rp525 juta, Kota Banjarmasin Rp310 juta, Kota Banjarbaru Rp240 juta dan Kabupaten Banjar Rp165 juta.
Ketika ditanya frekuensi bencana alam di Kalsel hingga Mei 2024, Madi menyebutkan telah terjadi sebanyak 50 kali meliputi 19 kali bencana banjir, 10 kali tanah longsor, 12 kali angin puting beliung dan sembilan kali gempa bumi.
Menurut Madi, dari 19 kali bencana banjir tersebut terbanyak di Kabupaten Batola dan Kabupaten Tanbu masing-masing empat kali, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) tiga kali.
Selanjutnya, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) masing-masing dua kali dan masing-masing satu kali di Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Kabupaten Balangan dan Kabupaten Kotabaru.
Sedangkan 10 kali bencana alam tanah longsor meliputi lima kali di Kabupaten Tanbu, dua kali di Kabupaten Banjar dan masing-masing satu kali di Kota Banjarmasin, Kabupaten HST dan Kota Banjarbaru.
Sementara itu, ada 12 kali bencana alam angin puting beliung meliputi empat kali di Kabupaten Batola, tiga kali di Kota Banjarmasin, dua kali di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tala dan satu kali di Kabupaten Tanbu.
Kejadian bencana alam gempa bumi hingga Mei 2024 terjadi sembilan kali terdiri dari dua kali di Kabupaten Tapin dan Tanbu serta masing-masing satu kali di Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Tabalong, Tanah Laut dan Kabupaten Kotabaru.
Akibat bencana alam hingga Mei 2024, kata Madi, menyebabkan 19.283 kepala keluarga (KK) atau 59.544 jiwa terdampak dan satu orang luka-luka.
Akibat bencana alam itu, lanjut Madi, menyebabkan 153 buah rumah penduduk rusak berat, 17 buah rusak sedang dan 29.908 buah rusak ringan.
Dalam kesempatan itu, Madi berharap masyarakat terutama di kawasan yang rawan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung dan gempa bumi agar tetap waspada, mengingat ada sejumlah daerah di Kalsel yang kondisi alamnya terbuka. ani