BANJARMASIN – Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyampaikan apresiasinya secara khusus atas perhatian Pemerintah Pusat terhadap langkah mitigasi penaggulangan bencana di Kalsel.
Hal itu disampaikan Paman Birin –sapaan akrabnya– usai menerima penjelasan dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan Raden Suria Fadliansyah, terkait pelaksanaan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Selasa (30/7).
Paman Birin mengatakan, pembasahan lahan gambut lebih awal merupakan langkah preventif dalam menghadapi ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Menurutnya, langkah cepat BMKG bekerja sama dengan lintas instansi melakukan modifikasi cuaca pascaperubahan musim, merupakan upaya preventif untuk menyelamatkan lahan gambut dari potensi ancaman karhutla.
“Bercermin dari kejadian karhutla tahun lalu, terdapat banyak titik api pada lahan gambut, salah satu catatan besar adalah pentingnya optimalisasi pembasahan lahan gambut. Operasi modifikasi cuaca lebih awal sebelum musim kemarau panjang merupakan langkah maju dalam penanganan karhutla saat musim kemarau,” paparnya.
Selain itu, lanjut dia, tentu sosialisasi mitigasi bencana juga harus lebih ditingkatkan secara merata hingga ke pelosok.
Paman Birin menambahkan, melalui kolaborasi dan sinergitas yang terbangun harmoni antara Pemerintah Pusat dan daerah, maka Kalsel bisa mengurangi risiko bencana.
“Saya atas nama masyarakat dan pemerintah daerah mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Pusat atas perhatian nyata untuk daerah,” ucap Paman Birin.
Sementara, Kepala BPBD Provinsi Kalsel R Suria Fadliansyah menjelaskan, berdasarkan hasil rapat lintas instansi antara lain dengan danlanut, Korem 101 Antasari, BMKG Pusat, BMKG, Kementerian LHK, dan Polri, di peroleh informasi bahwa Kalsel termasuk salah satu daerah yang mendapat prioritas OMC dari pemerintah melalui BMKG.
“Ada tiga daerah di Kalimantan selain Kalsel, yakni Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat yang mendapat OMC,” ungkapnya.
Menurutnya, jika OMC baru dilakukan ketika musim kemarau atau saat karhutla terjadi, maka akan sulit dilakukan karena awan hujan akan sulit ditemukan.
Dalam rapat tersebut, lanjut Suria, Deputi Modifikasi Cuaca Tri Handoko Seto mengatakan OMC berperan penting dalam strategi mitigasi preventif untuk membantu mitigasi di lahan gambut.
“Dengan mengelola curah hujan, kita bisa mengurangi dampak dari kondisi cuaca ekstrem yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim,” ujarnya.
Ia menambahkan, langkah preventif menjadi bagian penting dari langkah BMKG dalam menghadapi tantangan perubahan iklim. Dengan langkah preventif seperti OMC, BMKG bersama segenap komponen terus berupaya menghadapi tantangan perubahan iklim dengan solusi nyata. ril/ani