RANTAU – Pj Bupati Tapin M Syarifuddin MPd bersama Ketua DPRD Tapin H Yamani SAK MM hadiri rapat koordinasi konvergensi percepatan penurunan stunting dan sekaligus launching intervensi serentak pencegahan stunting di kabupaten Tapin tahun 2024, bertempat di aula Tamasa Kantor Setda Tapin, Jumat (14/6).
Rapat dihadiri narasumber Dr Mahendra Satgas Stunting Provinsi Kalsel, Kepala Bappelitbang Dr H Meidy Haris Prayoga, Kepala Dinas PPKB Hj Ahlul Jannah MSI, perwakilan Forkopimda, pimpinan SOPD, Camat, Satgas Stunting kabupaten Tapin serta instansi terkait lainnya.
Kegiatan dirangkai dengan penyerahan bantuan sepeda kepada Babinsa sebagai penghargaan dalam lomba Babinsa yang diserahkan oleh PJ Bupati Tapin M Syarifuddin dan penyerahan bantuan sepeda untuk bidang yang beruntung yang diserahkan oleh Ketua DPRD Tapin H Yamani dan berbagai hadiah door prize lainnya untuk TPPS kabupaten Tapin, Kade KB, Kader PKK, kader PKB/PLKB, kepala Puskesmas dan diserahkan kursi roda untuk 2 orang disabilitas di Tapin.
Diserahkan pula bantuan sembako dari Polres Tapin kepada 8 Baduta serta diserahkan pula bantuan sembako kepada 10 anak stunting bantuan dari dinas sosial serta bantuan dinas ketahanan pangan untuk 9 ibu hamil, bantuan PMT kepada 10 balita stunting dari dinas kesehatan dan bantuan dan dinas perikanan berupa makanan olahan ikan.
Seperti yang diutarakan PJ Bupati Tapin M Syarifuddin MPd, stunting adakah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Oleh karena itu stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas hidup, produksti8dan daya saing manusia sebagai dampak dari terganggunya pertumbuhan otak dan perkembangan metabolisme tubuh dalam jangka panjang.
Untuk itu pemerintah menetapkan percepatan penurunan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional, dengan dasar hukum peraturan presiden No.72 tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting dan peraturan BKKBN No.12 tahun 2021 tentang rencana aksi nasional angka stunting Indonesia tahun 2021-2024.
Berdasarkan laporan studi status gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi stunting di kabupaten Tapin sebesar 14,5%, atau No.1 terendah di Kalimantan Selatan pada tahun 2023 dan berdasarkan hasil survei kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting kabupaten Tapin turun 0,1 % dari tahun 2022 menjadi 14,4%.
“Tentu angka ini masih menjadi tanggung jawab kita bersama dalam melakukan upaya percepatan penurunan stunting agar bisa turun sesuai target pemerintah dalam RPJMN 2022-2024 menjadi 14%,” paparnya. her








