RANTAU – Sekretaris daerah kabupaten Tapin Dr H Sufiansyah MAP membuka rapat koordinasi intervensi spesifikasi dan sensitif, pengukuran dan publikasi data stunting yang dihadiri stakeholder terkait di lingkungan Pemkab Tapin di Hotel Tapin, Senin (11/11).
Sekretaris Daerah Tapin Dr H Sufiansyah mengatakan, rapat koordinasi dilaksanakan dalam rangka menghadapi evaluasi intervensi spesifik dan sensitif percepatan penurunan stunting, serta sebagai komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Tapin dalam melakukan delapan aksi konvergensi stunting dengan pengukuran dan publikasi stunting.
“Dengan rapat koordinasi ini kita berharap angka prevalensi stunting di Kabupaten Tapin bisa menurun dan di bawah standar nasional. Dengan menurunnya angka stunting, diharapkan kita bisa menuntaskan kasus stunting di tahun-tahun yang akan datang,” katanya.
Menurutnya, intervensi spesifikasi merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan, seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan.
“Intervensi yang tepat dalam mencegah dan mengendalikan stunting, yaitu dengan pendidikan gizi, intervensi perlindungan sosial dan intervensi literasi gizi ibu. Intervensi sensitif bisa meliputi penyediaan air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, peningkatan kesadaran pengasuhan, dan gizi serta peningkatan akses pangan bergizi,” paparnya.
H Sufiansyah menyebutkan, berdasarkan laporan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka prevalensi balita stunting di Kabupaten Tapin sebesar 14,5 persen, dan hasil survei kesehatan Indonesia tahun 2023 sebesar 14,4 persen.
Dalam rangka upaya percepatan pencegahan stunting, pemerintah saat ini terus berupaya untuk mencapai target penurunan prevalensi stunting dalam RPJMN 2020-2024 menjadi 14 persen. her